Kamis, 26 Januari 2012

MAKNA PENDIDIKAN BAGI MANUSIA



MAKNA PENDIDIKAN BAGI MANUSIA
Seorang wanita menyelesaikan kuliah dengan nilai memuaskan. Yang mana sebelum itu ia telah menyelesaikan semua jenjang-jenjang dibawahnya pun dengan nilai yang tak mengecewakan. Ia pun mulai melangkah keluar dari persekolahan dan perkuliahan dengan rasa bangga tak terkira di awal-awal langkahnya.

Inikah pendidikan dan akhirnya?

Hingga ia tiba di persimpangan hidupnya. Dan dihadapkan dengan tuntutan kariernya yang sedang ia kembangkan dengan tuntutan orangtua untuk belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dihadapkan dengan pergaulan bebas dunia kerja dan tuntutan orangtua yang menginginkan ia menikah dengan seorang lelaki yang baik. Namun ia tak mampu memilih dengan baik dan tepat jalan yang mesti ia lalui.

Lalu dimana pengaruh pendidikan itu?

Selanjutnya, setelah proses yang begitu lama iapun memasuki dunia rumah tangga. Dunia yang begitu asing baginya setelah bertahun-tahun bergelut dengan dunia kerja yang bebas. Dan tentu, ia tak mungkin akan meninggalkan dunia kerja yang ia rasa telah menjadi dunianya. Bahkan setelah berumahtanggapun, ia tak tahu apa yang mesti kerjakan. Ia merasa aneh dengan keberadaan suami yang ia rasa membatasi geraknya, memberinya berbagai macam perintah. Ia tak mengerti harus bagaimana dengan anaknya. Akhirnya pernikahan hanya sebatas ikatan sosial dan formalitas. Anak menjadi objek ambisi kebanggaan yang  titipkan pada para  pengasuh dan pengajar.

***

Dunia Pendidikan. Kita para orangtua mungkin mulai berfikir, ketika anak kita telah melewati masa balitanya, akan bagaimana pendidikan anak kita kedepannya. Dan bisa dipastikan yang ada dalam benak kita adalah tentang dunia Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi. Namun tepatkah bila kita menganggap tingkatan-tingkatan ini adalah tingkatan-tingkatan pendidikan?

Ya, mungkin kita menjawab “ya iyalah, disana diajarkan berbagai ilmu dan keterampilan serta kemampuan kerja hingga mampu hidup dengan baik”. Mungkin ada benarnya, karena transfer ilmu dan pengetahuan dari guru ke murid yang istilahnya Pengajaran seringkali disandingkan dengan kata Pendidikan. Lalu apakah itu berarti pendidikan berarti pengajaran, dan dua kata ini memiliki makna yang sama?

Tentu tidak. Pendidikan tentunya meliputi makna pengajaran yaitu transfer ilmu dan pengetahuan dari guru ke murid. Tapi ada satu hal lain yang menjadi makna pendidikan, dan inilah makna sebenarnya. Yaitu pendidikan adalah mempersiapkan manusia menjadi manusia yang sebenarnya, membuatnya mengerti tujuan hidupnya dan bagaimana menjalaninya dengan semestinya serta mampu mengaplikasikannya. Menjadikannya manusia yang sebenarnya dengan menghidupkan kepekaan hatinya berfikir.

Kalau anda mungkin kurang setuju dengan ini dan tetap mengatakan bahwa pendidikan adalah tamat TK sampai PT. Nah, sekarang maari kita melihat di sekitar kehidupan kita.

Para pengusaha yang bangkrut, para siswa yang merasa tidak mendapatkan cintanya lalu mereka bunuh diri, atau para politikus yang tak mampu mendapat ambisinya lalu mendadak gila. Diantara mereka pasti kebanyakan yang sudah lulus SMA ataupun PT. Apakah mereka semua itu bisa dikatakan berpendidikan???

Atau yang paling menonjol lah di negri ini, para anggota dewan yang tak pernah berubah, sebagaian besar mereka tak berhak disebut wakil rakyat bahkan memperkaya diri dengan uang rakyat. Apakah mereka itu tetap kita sebut orang-orang yang berpendidikan??

Saya rasa tidak pantas…

Jadi kita berharap kedepannya untuk generasi negri ini dan ummat ini agar mampu merasakan pendidikan yang benar dan menerapkannya dalam hidupnya. Mungkin banyak sekolah yang kita anggap bagus pengajarannya. Berkwalitas metode pangajarannya dan mata pelajarannya. Namun sampai saat ini sangat sedikit tempat pendidikan yang benar-benar memberikan pendidikan sesungguhnya dengan mempersiapkan anak didiknya dengan mengenalkan tujuan hidup dan cara menjalaninya. Bahkan sungguh sangat sedikit saat ini anak-anak dan pemuda-pemudi kita yang mendapatkan pendidikan untuk menghidupkan kepekaan hati mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar