MAKNA
PENDIDIKAN BAGI MANUSIA
Seorang wanita menyelesaikan kuliah dengan
nilai memuaskan. Yang mana sebelum itu ia telah menyelesaikan semua
jenjang-jenjang dibawahnya pun dengan nilai yang tak mengecewakan. Ia pun mulai
melangkah keluar dari persekolahan dan perkuliahan dengan rasa bangga tak
terkira di awal-awal langkahnya.
Inikah pendidikan dan akhirnya?
Hingga ia tiba di persimpangan hidupnya. Dan dihadapkan
dengan tuntutan kariernya yang sedang ia kembangkan dengan tuntutan orangtua
untuk belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dihadapkan dengan pergaulan
bebas dunia kerja dan tuntutan orangtua yang menginginkan ia menikah dengan
seorang lelaki yang baik. Namun ia tak mampu memilih dengan baik dan tepat
jalan yang mesti ia lalui.
Lalu dimana pengaruh pendidikan itu?
Selanjutnya, setelah proses yang begitu lama
iapun memasuki dunia rumah tangga. Dunia yang begitu asing baginya setelah
bertahun-tahun bergelut dengan dunia kerja yang bebas. Dan tentu, ia tak
mungkin akan meninggalkan dunia kerja yang ia rasa telah menjadi dunianya. Bahkan
setelah berumahtanggapun, ia tak tahu apa yang mesti kerjakan. Ia merasa aneh
dengan keberadaan suami yang ia rasa membatasi geraknya, memberinya berbagai
macam perintah. Ia tak mengerti harus bagaimana dengan anaknya. Akhirnya pernikahan
hanya sebatas ikatan sosial dan formalitas. Anak menjadi objek ambisi
kebanggaan yang titipkan pada para pengasuh dan pengajar.
***
Dunia Pendidikan. Kita para orangtua mungkin
mulai berfikir, ketika anak kita telah melewati masa balitanya, akan bagaimana
pendidikan anak kita kedepannya. Dan bisa dipastikan yang ada dalam benak kita
adalah tentang dunia Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah hingga
Perguruan Tinggi. Namun tepatkah bila kita menganggap tingkatan-tingkatan ini
adalah tingkatan-tingkatan pendidikan?
Ya, mungkin kita menjawab “ya iyalah, disana
diajarkan berbagai ilmu dan keterampilan serta kemampuan kerja hingga mampu
hidup dengan baik”. Mungkin ada benarnya, karena transfer ilmu dan pengetahuan
dari guru ke murid yang istilahnya Pengajaran
seringkali disandingkan dengan kata Pendidikan. Lalu apakah itu berarti
pendidikan berarti pengajaran, dan dua kata ini memiliki makna yang sama?
Tentu tidak. Pendidikan tentunya meliputi makna
pengajaran yaitu transfer ilmu dan pengetahuan dari guru ke murid. Tapi ada satu
hal lain yang menjadi makna pendidikan, dan inilah makna sebenarnya. Yaitu pendidikan
adalah mempersiapkan manusia menjadi manusia yang sebenarnya, membuatnya
mengerti tujuan hidupnya dan bagaimana menjalaninya dengan semestinya serta
mampu mengaplikasikannya. Menjadikannya manusia yang sebenarnya dengan
menghidupkan kepekaan hatinya berfikir.
Kalau anda mungkin kurang setuju dengan ini dan
tetap mengatakan bahwa pendidikan adalah tamat TK sampai PT. Nah, sekarang maari
kita melihat di sekitar kehidupan kita.
Para pengusaha yang bangkrut, para siswa yang merasa
tidak mendapatkan cintanya lalu mereka bunuh diri, atau para politikus yang tak
mampu mendapat ambisinya lalu mendadak gila. Diantara mereka pasti kebanyakan
yang sudah lulus SMA ataupun PT. Apakah mereka semua itu bisa dikatakan
berpendidikan???
Atau yang paling menonjol lah di negri ini,
para anggota dewan yang tak pernah berubah, sebagaian besar mereka tak berhak
disebut wakil rakyat bahkan memperkaya diri dengan uang rakyat. Apakah mereka
itu tetap kita sebut orang-orang yang berpendidikan??
Saya rasa tidak pantas…
Jadi kita berharap kedepannya untuk generasi
negri ini dan ummat ini agar mampu merasakan pendidikan yang benar dan
menerapkannya dalam hidupnya. Mungkin banyak sekolah yang kita anggap bagus
pengajarannya. Berkwalitas metode pangajarannya dan mata pelajarannya. Namun sampai
saat ini sangat sedikit tempat pendidikan yang benar-benar memberikan
pendidikan sesungguhnya dengan mempersiapkan anak didiknya dengan mengenalkan
tujuan hidup dan cara menjalaninya. Bahkan sungguh sangat sedikit saat ini
anak-anak dan pemuda-pemudi kita yang mendapatkan pendidikan untuk menghidupkan
kepekaan hati mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar