Di ayat ini paling tidak ada beberapa Faedah :
1. Hasad dan Kedengkian dalam Hati itu menghalangi seseorang untuk merasakan kebahagiaan seutuhnya.
2. Sebaliknya, Ternyata salah satu bentuk bahkan nikmat utama yang diberikan kepada Penghuni surga adalah kelapangan dada, tidak hasad atau dengki.
3. Poin penting; bahwa dalam ayat ini digambarkan Hasad atau Dengki itu sebagai suatu yang tertancap keras dalam dada, untuk menghilangkannya kata kerja yang dipakai adalah "wa naza'naa"; dan kami cabut...
4. Dan akhirnya ada dua penyakit hati yang tidak akan masuk surga ; Al-Ghil (Hasad) dan Al-Kibr (Sombong);
5. Al-Ghill (hasad) ini lahir karena melihat orang lain itu lebih baik dari kita, persepsi bahwa kita adalah orang paling tidak beruntung di dunia ini. Hingga bahagianya orang lain seakan jadi pisau menusuk dada.
6. Sedang Al-Kibr (sombong), sebaliknya lahir karena melihat diri sendiri selalu di atas orang lain disebabkan kehebatannya semata. Hingga kebaikan dari orang yang ia persepsikan di bawahnya, sangat pedih untuk diterimanya.
7. Wal hasil, dua penyakit ini muncul karena satu hal, tidak tau terima kasih alias tidak Syukur alias kufur.
8. Tau terima kasih atau syukur harus didukung beberapa hal, diantaranya; Satu, mengenali hakekat nikmat atau kebaikan. Dua, mengenali hakekat sumber kebaikan itu.
9. Disini, mulailah merasakan sekeping Nikmat surga itu. Insyaf bahwa nikmat itu berbanding lurus dengan tanggungjawab, bahwa kebaikan Allah pada diri kita melimpah dan Dia lebih tau yang terbaik tuk setiap hambanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar