Senin, 27 Maret 2017

DINAMIKA JALAN JUANG IBRAHIM DATUK TAN MALAKA

Hari ini (27/3) di DPR-RI diadakan Diskusi Publik dengan Tema *"Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka"*. Diskusi ini menghadirkan Fadli Zon selaku Wakil Ketua DPR-RI, Hary Poeze selaku pakar Belanda peneliti kehidupan Tan Malaka, Pak Iskandar, dan Datuk Henky selaku Raja Adat asal Tan Malaka.

Dimulai dari pemaparan *Fadli Zon* yang menyatakan bahwa Tan Malaka menulis bukunya _Nar de Republik_ tahun 1926, itu sekitar 5 tahunan sebelum Hatta maupun Soekarno menulis Indonesia Merdeka atau Indonesia Menggugat.

Bila Tan Malaka dikesankan sebagai penganut Komunis Marksisme, justru fakta sejarahnya, Tan Malaka mengkritik Gagasan Pemerintahan Diktator dari Marksisme itu. Tan justru mencita-citakan pemerintahan yang lebih Humanis.

Dengan semua pikir dan juang Tan, sangat disayangkan akhirnya ia dieksekusi oleh rakyat/pemerintahan negaranya sendiri pada 21 Februari 49. Entah karena salah paham atau sengaja. Wal hasil, Tan Malaka tidak menikmati buah hasil dari Pemikiran dan Perjuangannya.

Setelah paparan Fadli Zon, kesempatan Harry Poeze yang menuturkan beberapa watak Tan Malaka hasil meneliti kehidupannya. Ada 14 poin disebutkannya, namun tidak tersampaikan dengan cukup jelas.

Pertama adalah, bahwa Tan Malaka sebagai *orang Minangkabau*. Khas ini sangat melekat pada diri Tan, terlihat dari seringnya ia mengutip pepatah-pepatah Minangkabau.

Kemudian Tan, adalah sebagai *Perantau*, sebagaimana adat para lelaki Minangkabau yang lazimnya merantau untuk memperluas wawasan.

Kemudian Tan adalah sebagai *Guru*. Profesi ini berkali-kali dilakoninya bahkan di tempat pengasingannya di Cina dll, bahkan ini terlihat saat ia menjadi seorang pendiri Syarikat Islam School. Tan sangat senang mengajari para pemuda-pemuda dengan diskusi.

Lalu Tan jug adalah sebagai *Komunis Nasionalis*. Walau apa yang diyakini Tan sangat berbeda dengan apa yang kita pahami dari Komunis sekarang. Dalam sebuah Konferensi Internasional, Tan mengatakan "Islam mewakili kekuatan Revolusioner dan harus didukung".
Bahkan Tan banyak mendapat tuduhan-tuduhan dari pihak komunis sekuler.

Lalu Tan adalah sebagai *Ahli Filsafat* , ini terlihat jelas dalam bukunya _Madilog_.

Selanjutnya Tan adalah sebagai *Pemikir Islam*;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar